Dalam literatur antropologi terdapat tiga
istilah yang semakna dengan kebudayaan, yaitu culture, civilization dan
kebudayaan. Arti kultur adalah memelihara, mengerjakan, atau mengolah
menurut S. Takdi Alisyahbana, sedangkan menurut Soerjono Soekanto
(1993:188) adalah segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan
mengubah alam.
Istilah kedua adalah sivilisasi
(civilization) yang berasal dari kata vicis. Civis adalah warga negara.
Sehingga S. Takdir Aksyahbana (1986: 206) menjelaskan bahwa sivilisasi
berhubungan dengan kehidupan kota yang lebih progresif dan lebih halus.
Dalam bahasa Indonesia, peradaban dianggap sepadan dengan kata
civilization.
Pengertian kebudayaan menurut S. Takdir Alisyahbana (1986: 207-208):
- Kebudayaan adalah suatu keseluruhan yang kompleks yang terjadi dari unsur-unsur yang berbeda-beda seperti pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat istiadat dan segala kecakapan yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat
- Kebudayaan adalah warisan sosial atau tradisi
- Kebudayaan adalah cara, aturan dan jalan hidup manusia
- Kebudayaan adalah penyesuaian manusia terhadap alam sekitarnya dan cara-cara menyelesaikan persoalan.
- Kebudayaan adalah hasil perbuatan atau kecerdasan manusia
- Kebudayaan adalah hasil pergaulan atau perkumpulan manusia.
Menurut Parsudi Suparlan, kebudayaan
adalah serangkaian aturan-aturan, petunjuk-petunjuk, resep-resep,
rencana-rencana dan strategi-strategi yang terdiri atas serangkaian
model-model kognitif yang dimiliki manusia dan yang digunakan secara
selektif dalam menghadapi lingkungan sebagaimana terwujud dalam tingkah
laku dan tindakan-tindakannya
Menurut Selo Soemarjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Jadi kebudayaan pada dasarnya adalah hasil karya, rasa, dan cita-cita manusia.
Menurut Soerjono Soekanto, manusia mempunyai dua sisi:
- Sisi material yang mengandung karya
- Sisi spiritual yang mengandung cipta dan karsa.
Tingkatan Kebudayaan
Soerjono Soekanto membagi kebudayaan dari
berbagai segi. Dari segi struktur dan tingkatannya dikenal adanya super
culture yang berlaku bagi seluruh masyarakat. Suatu super culture
dijabarkan dalam cultures yang mungkin didasarkan pada kekhususan
daerah, golongan, etnik, dan profesi. Dalam suatu culture berkembang
kebudayaan-kebudayaan khusus yang tidak bertentangan dengan kebudayaan
induk yang disebut subcultural dan kebudayaan khusus yang bertentangan
dengan kebudayaan induk yang disebut counter culture.
Unsur Kebudayaan
Unsur-unsur kebudayaan dalam pandangan Malinowski adalah sebagai berikut:
- Sistem norma
- Organisasi ekonomi
- Alat-alat dan lembaga atau petugas pendidikan
- Organisasi kekuatan
Sedangkan menurut Soekirman Soemadi,
empat unsur kebudayaan, yaitu technology equipment (alat-alat
teknologi), economic system (sistem ekonomi), family (keluarga) dan
political control (kekuasaan politik.
Disamping itu, terdapat unsur-unsur
kebudayaan yang bersifat universal (cultural universal). Menurut C.
Kluckhohm unsur cultural universal yaitu:
- Peralatan dan perlengkapan hidup manusia
- Mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi
- Sistem kemasyarakatan
- Kesenian
- Sistem pengetahuan
- Sistem pengetahuan
- Religi
Cultural universal dijabarkan lagi ke
dalam unsur-unsur lebih kecil yang disebut cultural activity. Kemudian
cultural activity dijabarkan ke dalam unsur yang lebih kecil yaitu
tran-complex dan yang terakhir adalah items.
Fungsi Kebudayaan
Kebudayaan merupakan pengaruh yang sangat
besar bagi manusia. Hasil karya masyarakat melahirkan teknologi
(kebudayaan kebendaan) yang berguna sebagai pelindung masyarakat unsur
teknologi:
- Alat-alat produktif
- Senjata
- Wadah
- Makanan dan minuman
- Pakaian dan perhiasan
- Tempat berlindung
- Alat-alat transportasi
Karsa masyarakat mewujudkan norma dan
nilai-nilai yang perlu untuk tata tertib pergaulan hidup. Rasa yang
meliputi jiwa manusia, mewujudkan segala kaidah-kaidah dan nilai-nilai
sosial yang perlu untuk mengatur masalah-masalah kemasyarakatan dalam
arti luas. Cipta merupakan kemampuan mental, kemampuan berpikir
orang-orang yang bermasyarakat yang dapat menghasilkan filsafat serta
ilmu pengetahuan.
Islam dan Kebudayaan Islami
Menurut Nurcholis Madjid, agama dan
budaya adalah dua bidang yang dapat dibedakan tetapi tidak dapat
dipisahkan. Agama bernilai mutlak, tidak berubah karena perubahan waktu
dan tempat, sedangkan budaya, sekalipun berdasarkan agama, dapat berubah
dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat. Sebagian besar budaya
didasarkan pada agama dan tidak pernah sebaliknya. Oleh karena itu,
agama adalah primer, dan budaya adalah sekunder. Budaya bisa merupakan
ekspresi hidup keagamaan, karena ia sub-ordinat terhadap agama, dan
tidak pernah sebaliknya.
Agama mengandung dua kelompok ajaran:
- Ajaran dasar yang diwahyukan Tuhan melalui para Rasul-Nya kepada manusia, terdapat dalam kitab-kitab dan bersifat absolut, mutlak, benar kekal, tidak berubah dan tidak bisa diubah.
- Penjelasan dan hasil pemikir pem uka dan bersifat relatif, nisbi dan dapat diubah sesuai dengan perkembangan zaman.
Ajaran dasar agama yaitu Al-Qur’an dan
sunnah yang periwayatannya shahih bukan termasuk budaya. Tetapi
pemahaman ulama terhadap ajaran dasar agama merupakan bagian dari
kebudayaan. Akan tetapi, umat Islam meyakini bahwa kebudayaan yang
merupakan hasil upaya ulama dalam memahami ajaran dasar agama Islam,
dituntun oleh petunjuk Tuhan, yaitu Al-Qur’an dan sunnah. Oleh karena
itu disebut kebudayaan Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar