Islam sebagai Kritik Sosial – Sejak
adanya manusia, Allah swt telah menciptakan aturan-aturan tentang tat
cara bertindak baik tindakan yang berhubungan manusia dengan Tuhan,
manusia dengan manusia serta manusia dengan alam, namun disini akan
dijelaskan masalah tentang tindakan sosial satu dengan sosial lainnya. Islam
sebagai agama samawi, Islam sebagai budaya, dan Islam sebagai ilmu
semakin memperkuat kita untuk dijadikan landasan untuk mengkritik
apabila terjadi masalah-masalah sosial dalam sebuah lingkungan dimana
tempat manusia melakukan aktivitas. Islam merupakan agama yang telah
diturunkan kemudian didakwakan oleh nabi dan rasul Allah swt termasuk
nabi Muhammad saw sebagai suatu kritikan terhadap apa yang terjadi pada
manusia pada masing-masing zaman kenabian setiap rasul. Sebagai aturan
Allah Islam telah menghapuskan berbagai bentuk kemusyrikan yang
berkembang pesat dikalangan bangsa Arab dan sekitarnya. Dan
menggalihkannya dengan tauhid dan panji-panji peradaban Islam yang
bersendikan nilai-nilai akidah,
syariah dan akhlak dalam pengertian yang
seluas-luasnya untuk melahirkan wujud peradaban yang mengarahkan
sandi-sandi iman, Islam dan insan menuju terciptanya baldatun
thyayibatun warabban ghafar. Hal tersebut dapat dilihat dari
keberhasilan umat Islam dalam merealisasikan ajaran-ajaran Islam yang
berkembang dalam bentuk produk budaya, mulai dari masalah hukum,
filsafat, seni, ekonomi, politik, sosial dan sebagainya. Semua aspek
tersebut merupakan bentuk kreativitas yang dilakukan oleh umat Islam
melalui proses dialog dengan budaya lokal yang dihadapi. Berikut kisah
nabi musa dalam mengkritik kaumnya dan mengganti panji-panji agama Allah
swt (Islam).Kisah Musa dalam Surah Al Qashah
Ini adalah ayat-ayat kitab (Al-Qur’an)
yang nyata (dari Allah) Kami membacakan kepadamu sebagian dari kisah
Musa dan Fir`aun dengan benar untuk orang-orang yang beriman.
Sesungguhnya Fir`aun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan
menjadikan penduduknya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari
mereka, menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak
perempuan mereka. Sesungguhnya Fir`aun termasuk orang-orang yang
berbuat kerusakan. Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang
yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin
dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi), dan akan Kami
teguhkan kedudukan mereka di muka bumi dan akan Kami perlihatkan kepada
Fir`aun dan Haman beserta tentaranya apa yang selalu mereka khawatirkan
dari mereka itu.
Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa;
“Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah
dia ke sungai (Nil). Dan janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula)
bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu,
dan menjadikannya (salah seorang) dari para rasul. Maka dipungutlah ia
oleh keluarga Fir`aun yang akibatnya dia menjadi musuh dan kesedihan
bagi mereka. Sesungguhnya Fir`aun dan Haman beserta tentaranya adalah
orang-orang yang bersalah. Dan berkatalah isteri Fir`aun: “(Ia) adalah
penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya,
mudah-mudahan ia bermanfa`at kepada kita atau kita ambil ia menjadi
anak”, sedang mereka tiada menyadari. Dan menjadi kosonglah hati ibu
Musa. Sesungguhnya hampir saja ia menyatakan rahasia tentang Musa,
seandainya tidak Kami teguhkan hatinya, supaya ia termasuk orang-orang
yang percaya (kepada janji Allah). Dan berkatalah ibu Musa kepada
saudara Musa yang perempuan: “Ikutilah dia” Maka kelihatanlah olehnya
Musa dari jauh, sedang mereka tidak mengetahuinya.
Dan Kami cegah Musa dari menyusu kepada
perempuan-perempuan yang mau menyusui (nya) sebelum itu; maka berkatalah
saudara Musa: “Maukah kamu aku tunjukkan kepadamu ahlul bait yang akan
memeliharanya untukmu dan mereka dapat berlaku baik kepadanya?”. Maka
Kami kembalikan Musa kepada ibunya, supaya senang hatinya dan tidak
berduka cita dan supaya ia mengetahui bahwa janji Allah itu adalah
benar, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya. Dan setelah Musa
cukup umur dan sempurna akalnya, Kami berikan kepadanya hikmah
(kenabian) dan pengetahuan. Dan demikianlah Kami memberi balasan kepada
orang-orang yang berbuat baik. Dan Musa masuk ke kota (Memphis) ketika
penduduknya sedang lengah, maka didapatinya di dalam kota itu dua orang
laki-laki yang berkelahi; yang seorang dari golongannya (Bani Israil)
dan seorang (lagi) dari musuhnya (kaum Fir`aun). Maka orang yang dari
golongannya meminta pertolongan kepadanya, untuk mengalahkan orang yang
dari musuhnya lalu Musa meninjunya, dan matilah musuhnya itu. Musa
berkata: “Ini adalah perbuatan syaitan sesungguhnya syaitan itu adalah
musuh yang menyesatkan lagi nyata (permusuhannya). Musa mendo`a: “Ya
Tuhanku, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri karena itu
ampunilah aku”. Maka Allah mengampuninya, sesungguhnya Allah Dialah Yang
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Musa berkata: “Ya Tuhanku, demi
ni`mat yang telah Engkau anugerahkan kepadaku, aku sekali-kali tiada
akan menjadi penolong bagi orang-orang yang berdosa”. Karena itu,
jadilah Musa di kota itu merasa takut menunggu-nunggu dengan khawatir
(akibat perbuatannya), maka tiba-tiba orang yang meminta pertolongan
kemarin berteriak meminta pertolongan kepadanya. Musa berkata kepadanya:
“Sesungguhnya kamu benar-benar orang sesat yang nyata (kesesatannya)”.
Maka tatkala Musa hendak memegang dengan keras orang yang menjadi musuh
keduanya, musuhnya berkata: “Hai Musa, apakah kamu bermaksud hendak
membunuhku, sebagaimana kamu kemarin telah membunuh seorang manusia?
Kamu tidak bermaksud melainkan hendak menjadi orang yang berbuat
sewenang-wenang di negeri (ini), dan tiadalah kamu hendak menjadi salah
seorang dari orang-orang yang mengadakan perdamaian”. Dan datanglah
seorang laki-laki dari ujung kota bergegas-gegas seraya berkata: “Hai
Musa, sesungguhnya pembesar negeri sedang berunding tentang kamu untuk
membunuhmu, sebab itu keluarlah (dari kota ini) sesungguhnya aku
termasuk orang-orang yang memberi nasehat kepadamu”. Maka keluarlah Musa
dari kota itu dengan rasa takut menunggu-nunggu dengan khawatir, dia
berdo`a: “Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang zalim
itu”. Dan tatkala ia menghadap kejurusan negeri Mad-yan ia berdo`a
(lagi): “Mudah-mudahan Tuhanku memimpinku ke jalan yang benar”.
Dan tatkala ia sampai di sumber air
negeri Mad-yan ia menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang
meminumkan (ternaknya), dan ia menjumpai di belakang orang banyak itu,
dua orang wanita yang sedang menghambat (ternaknya). Musa berkata:
“Apakah maksudmu (dengan berbuat begitu)?” Kedua wanita itu menjawab:
“Kami tidak dapat meminumkan (ternak kami), sebelum
pengembala-pengembala itu memulangkan (ternaknya), sedang bapak kami
adalah orang tua yang telah lanjut umurnya”. Maka Musa memberi minum
ternak itu untuk (menolong) keduanya, kemudian dia kembali ke tempat
yang teduh lalu berdo`a: “Ya Tuhanku sesungguhnya aku sangat memerlukan
sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku”. Kemudian datanglah
kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan kemalu-maluan,
ia berkata: “Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar ia memberi balasan
terhadap (kebaikan) mu memberi minum (ternak) kami”. Maka tatkala Musa
mendatangi bapaknya (Syu`aib) dan menceritakan kepadanya cerita
(mengenai dirinya). Syu`aib berkata: “Janganlah kamu takut. Kamu telah
selamat dari orang-orang yang zalim itu”. Salah seorang dari kedua
wanita itu berkata: “Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja
(pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil
untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya”.
Berkatalah dia (Syu`aib): “Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu
dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu
bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun maka
itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu, maka aku tidak hendak memberati
kamu. Dan kamu insya Allah akan mendapatiku termasuk orang-orang yang
baik”. Dia (Musa) berkata: “Itulah (perjanjian) antara aku dan kamu.
Mana saja dari kedua waktu yang ditentukan itu aku sempurnakan, maka
tidak ada tuntutan tambahan atas diriku (lagi). Dan Allah adalah saksi
atas apa yang kita ucapkan”.
Maka tatkala Musa telah menyelesaikan
waktu yang ditentukan dan dia berangkat dengan keluarganya,
dilihatnyalah api di lereng gunung ia berkata kepada keluarganya:
“Tunggulah (di sini), sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku
dapat membawa suatu berita kepadamu dari (tempat) api itu atau (membawa)
sesuluh api, agar kamu dapat menghangatkan badan”. Maka tatkala Musa
sampai ke (tempat) api itu, diserulah dia dari (arah) pinggir lembah
yang diberkahi, dari sebatang pohon kayu, yaitu: “Ya Musa, sesungguhnya
aku adalah Allah, Tuhan semesta alam, dan lemparkanlah tongkatmu. Maka
tatkala (tongkat itu menjadi ular dan) Musa melihatnya bergerak-gerak
seolah-olah dia seekor ular yang gesit, larilah ia berbalik ke belakang
tanpa menoleh. (Kemudian Musa diseru): “Hai Musa, datanglah kepada-Ku
dan janganlah kamu takut. Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang
aman. Masukkanlah tanganmu ke leher bajumu, niscaya ia ke luar putih
tidak bercacat bukan karena penyakit, dan dekapkanlah kedua tanganmu (ke
dada) mu bila ketakutan, maka yang demikian itu adalah dua mu`jizat
dari Tuhanmu (yang akan kamu hadapkan kepada Fir`aun dan
pembesar-pembesarnya). Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang
fasik”. Musa berkata: “Ya Tuhanku sesungguhnya aku, telah membunuh
seorang manusia dari golongan mereka, maka aku takut mereka akan
membunuhku. Dan saudaraku Harun dia lebih fasih lidahnya daripadaku,
maka utuslah dia bersamaku sebagai pembantuku untuk membenarkan
(perkataan) ku; sesungguhnya aku khawatir mereka akan mendustakanku”.
Allah berfirman: “Kami akan membantumu dengan saudaramu, dan Kami
berikan kepadamu berdua kekuasaan yang besar, maka mereka tidak dapat
mencapaimu; (berangkatlah kamu berdua) dengan membawa mu`jizat Kami,
kamu berdua dan orang yang mengikuti kamulah yang menang”.
Maka tatkala Musa datang kepada mereka
dengan (membawa) mu`jizat-mu`jizat Kami yang nyata, mereka berkata: “Ini
tidak lain hanyalah sihir yang dibuat-buat dan kami belum pernah
mendengar (seruan yang seperti) ini pada nenek moyang kami dahulu”. Musa
menjawab: “Tuhanku lebih mengetahui orang yang (patut) membawa petunjuk
dari sisi-Nya dan siapa yang akan mendapat kesudahan (yang baik) di
negeri akhirat. Sesungguhnya tidaklah akan mendapat kemenangan
orang-orang yang zalim”. Dan berkata Fir`aun: “Hai pembesar kaumku, aku
tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah hai Haman
untukku tanah liat, kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi
supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku
benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta”. Dan berlaku
angkuhlah Fir`aun dan bala tentaranya di bumi (Mesir) tanpa alasan yang
benar dan mereka menyangka bahwa mereka tidak akan dikembalikan kepada
Kami. Maka Kami hukumlah Fir`aun dan bala tentaranya, lalu Kami
lemparkan mereka ke dalam laut. Maka lihatlah bagaimana akibat
orang-orang yang zalim. Dan Kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin yang
menyeru (manusia) ke neraka dan pada hari kiamat mereka tidak akan
ditolong. Dan Kami ikutkanlah la`nat kepada mereka di dunia ini; dan
pada hari kiamat mereka termasuk orang-orang yang dijauhkan (dari rahmat
Allah).
Dan sesungguhnya telah Kami berikan
kepada Musa Al-Kitab (Taurat) sesudah Kami binasakan generasi-generasi
yang terdahulu, untuk menjadi pelita bagi manusia dan petunjuk dan
rahmat, agar mereka ingat. Dan tidaklah kamu (Muhammad) berada di sisi
yang sebelah barat ketika Kami menyampaikan perintah kepada Musa, dan
tiada pula kamu termasuk orang-orang yang menyaksikan. Tetapi Kami telah
mengadakan beberapa generasi, dan berlalulah atas mereka masa yang
panjang, dan tiadalah kamu tinggal bersama-sama penduduk Mad-yan dengan
membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka, tetapi Kami telah mengutus
rasul-rasul. Dan tiadalah kamu berada di dekat gunung Thur ketika Kami
menyeru (Musa), tetapi (Kami beritahukan itu kepadamu) sebagai rahmat
dari Tuhanmu, supaya kamu memberi peringatan kepada kaum (Quraisy) yang
sekali-kali belum datang kepada mereka pemberi peringatan sebelum kamu
agar mereka ingat. (QS. Al Qashah: 2-46)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar